Source : (http://static.wixstatic.com/media/1690f4_d5e577ba7c4b4fa98f5a849ba1b92a81.jpg)
Sungguh,
ingin sekali Aku menghilangkan anxiety ini. Sebab Aku tahu, anxiety yang
menetap terus menerus aka menjadi hal yang lebih buruk lagi, depresi. Depresi
bukanlah sikap sedih dan murung yang mungkin masih ada orang yang beranggapan
begitu. Ketika seseorang terkena depresi, ia cenderung akan menutup diri, kehilangan
nafsu makan, sedih yang mendalam, dan yang paling parah, kehilangan semangat
hidup. Ada banyak kasus bunuh diri yang berawal dari sebuah depresi. Disuatu
waktu pernah Aku mencapai titik ini, namun untunglah Aku cepat sadar dan masih
memiliki alasan untuk hidup, orang tua yang sedang menunggu anaknya di rumah.
Tentu
aku berusaha untuk menghilangkan anxiety ini. Sebagai upaya untuk menghilangkan
anxiety ini, Aku mencoba untuk memberitahu anxiety ini terhadap Fulan dan Fulana
secara tersirat. Aku tidak tahu apakah mereka tahu atau tidak maksud dari pesan
tersirat tadi. Tidak ada perubahan yang telihat pada Fulan. Akhirnya pada
kesempatan lain Aku memberanikan diri untuk mengunkapkan apa yang menggangguku
selama ini kepada Fulan, berharap ia dapat mengerti. Aku tidak ingin ada
kekosongan di hati kembali. Aku hanya merindukan sebuah masa lalu yang indah.
Alhamdulillah, Fulan sepertinya mulai mengerti, namun terkadang ada beberapa
kejadian yang masih tetap memicu munculnya anxiety tadi. Mungkin ia melAkukannya
secara tidak sengaja, namun sungguh, Aku masih belum berkawan baik dengan
anxiety tadi. Setelah itu, Aku berusaha untuk sebab dari anxiety ini, HP dan sosial
media. Maka Aku pun jarang membuka sosial media, terutama sosial media dengan
ikon kotak berwarna hijau itu. Alhamdulillah, anxiety ku sempat terlupakan. Itu
juga alasan mengapa chat yang masuk ke Aku lama untuk dibalas. Saat melakukan
chat dengan Fulan, ia sempat membahas tentang Aku yang membalas chat Aku sangat
lama. Ia marah dengan hal itu. Karena tidak ingin mengecewakan teman, Aku pun
lalu membuka HP dan sosial media tadi lebih sering, agar dapat membalas chat
orang lain dengan lebih cepat. Fulan ada benarnya juga, selain chat Fulan, ada
beberapa chat lain yang terjawab sangat lama.. Bersamaan dengan itu, anxiety Aku
kambuh lebih sering juga. Tatkala anxiety itu kambuh, Aku terkadang memberitahu
Fulan. Sebenarnya Aku tidak ingin memberitahu hal ini. Namun, sebenarnya ini
adalah bentuk permintaan tolongku, sebab aku yakin kala itu, ketika kita sudah
menolong orang lain, suatu hari orang lain akan menolong kita. Hal ini terus
berulang-ulang, hingga disuatu hari Aku memutuskan untuk tidak menceritakan
lagi anxiety nya, agar tidak kembali mengganggu Fulan, dan mengulang kejadian
‘mengganggu’ yang dahulu. Beberapa hari
ini Fulan tidak melAkukan kontak dengan Aku, entah disengaja atau tidak.
Mungkin karena perkataan Aku yang meminta untuk memperlAkukan hal yang sama
dengan yang lain. Aku masih menunggu untuk dikontak terlebih dahulu, agar tidak
‘mengganggu’ lagi.
Di
lain pihak, aku dan Fulana sudah kenal lebih lama. Terkadang aku meminta saran
bagaimana cara menghilangkan anxiety yang ada. Alhamdulillah, Fulana dengan
senang hati mau monolong. Fulana sering memberi beberapa literatur dan
pengetahuan baru dari sisi psikologis manusia. Aku pun membaca literatur
tersebut, mencoba mengerti dan menerapkan apa yang terdapat di literatur
tersebut. Karena berdasarkan hasil penelitian, tentunya isi dari literatur
tersebut sangat masuk akal. Dari beberapa bacaan-bacaan tersebut, Alhamdulillah
Aku mulai mengerti bagaimana anxiety bekerja, belajar untuk melupakan sesuatu,
dan sebagainya. Namun tetap saja, ketika ada pemicu yang membuat anxiety
kambuh, terkadang Aku tidak bisa menahan rasa anxiety tersebut. Jadi terkadang Aku
melampiaskan anxiety ini dengan menulis disuatu tempat. Fulana mungkin
kebetulan menemukan tulisan-tulisan tersebut. Mungkin karena merasa tidak
dihargai, lelah, dan kesal, Fulana memutuskan untuk mengurangi berbicara denganku,
agar dapat mengurangi anxietyku katanya. Dari sudut pandangku, yang ku rasakan
saat ini mungkin tidak hanya mengurangi, Fulana juga menghindari dan
mengabaikan chat yang dikirim bila di mungkinkan. Mungkin Aku pantas untuk
menerimanya.
No comments:
Post a Comment