Source : (http://static.zerochan.net/Tatara.Kogasa.full.68346.jpg)
Di
libur semester ini, aku masih berusaha untuk menghilangkan anxiety. Aku pun
menuliskan beberapa kemungkinan sebab anxiety ini muncul. Dari beberapa sebab
tersebut, terdapat satu sebab yang memiliki kemungkinann paling besar, yakni berburuk sangka. Mungkin dugaanku tidak
benar, mungkin aku hanya mengada-ada saja. Tapi melihat realita yang ada
rasanya sangat sulit untuk menyangkal hal itu. Aku pun menyerah, aku membuang
sementara realita yang ada, dan berpendapat kalau aku hanya berburuk sangka
saja. Jadi aku pun mulai mencari hal-hal yang berhubungan dengan berburuk
sangka.
Di
halaman awal google, ketika memasukkan kata kunci berburuk sangka tadi, muncul
banyak video dan artikel yang berhubungan dengan buruk sangka, dalam
persepektif islam. Selama ini aku mencari hal-hal yang berhubungan dengan
anxiety dan sebagainya dari berbagai artikel penelitian dan teori yang masuk
akal. Aku belulm pernah mencari solusi ini dari segi agama. Aku sempat teringat,
berburuk sangka dan sebagainya pernah ku pelajari di bangku sekolah pada mata
kuliah pelajaran agama. Tiada salahnya mencoba, jadi aku putuskan untuk
menonton video tersebut. Jujur, agak terasa aneh rasanya, sebab selama ini aku
belum pernah menonton/mendengarkan ceramah dan lain sebagainya atas inisitatif
sendiri. Ketika mendengarkan ceramah itu di laptop, adikku lewat dan
menertawaiku karena dia juga tahu kalau aku belum pernah mendengarkan dan
menonton hal-hal semacam ini. Aku pun melanjutkan mendengarkan ceramah itu.
Setelah selesai, aku mulai paham, aku mencari video lainnya yang memiliki
bahasan tema yang sama. Sedikit demi sedikit, aku mulai mengerti bagaimana
pandangan berburuk sangka itu dalam islam, bagaimana contoh dari berburuk
sangka, dan bagaimana ancaman bagi orang yang berburuk sangka.
Pada
saat mendengarkan ceramah-ceramah tersebut, entah mengapa kata-kata, nasehat,
dan ancaman yang disampaikan sangat menyentuh hati. Entah mengapa hati ini
merasa hangat, dan sekaligus merasa takut yang bersamaan. Disaat itu aku
tersadar, aku telah jauh dari agamaku. Ternyata ada banyak ilmu yang belum ku
ketahui. Karena ingin merasakan hal yang sama lagi, Aku mencari –cari
video-video yang berkaitan dengan permasalahan yang sedang dihadapi, mulai dari
tentang buruk sangka, pertemanan, adab dengan muslim yang lain, adab dengan
risi sendiri, menjaga lisan, minta maaf dan memaafkan, dan lain sebagainya. Ah..
ada suatu ketentraman hati yang terasa.
Pada
pencarian video-video tersebut, Aku menemukan satu tokoh ustadz yang sangat
menarik, beliau adalah ustadz Khalid Basalamah. Sungguh, setiap
ceramah-ceramahnya dijabarkan dengan rinci dan sangat mudah untuk dipahami.
Ilmu beliau begitu luas, sehingga Aku mulai merutinkan diri untuk mendengarkan
ceramah-ceramahnya. Bila penasaran, silakan engkau tonton video yang beliau
punya di www.khalidbasalamah.com,
atau bisa langsung menonton di youtube, insyaallah sangat bermanfaat.
Dari
beberapa tema video yang beliau punya, ada satu tema yang membuatku takut untuk
membukanya. Bab bagian sholat. Ada banyak ancaman yang mengerikan bagi mereka
yang meninggalkan sholat, dan Aku adalah salah satu pelakunya. Aku masih jarang
untuk melaksanakan ibadah wajib muslim ini. Aku hanya melakukan sholat ketika
sedang tertimpa kesedihan/memang tidak ada pekerjaan lain. Terkadang aku baru sholat
ketika ada yang mengajaknya sholat. Itulah mengapa ketika ada hal yang membahas
tentang kewajiban sholat dan sebagainya, aku merasa enggan untuk mendengarkan
karena rasa takut itu, dan kalau bisa ku hindari, akan kuhindari. Sungguh,
perbuatan yang sangat tercela sekali. Suatu saat, Aku pun memaksakan diri untuk
menonton video tersebut.
Dari
penjelasan yang dijabarkan beliau lewat video tersebut, aku menjadi penasaran
dan ingin mencoba bagaimana sholat yang benar. Bagi lelaki, di wajibkan untuk
sholat di masjid 5 waktu. Bagiku, itu adalah hal yang sangat berat, sebab
biasanya aku melakukan shalat di rumah/kamar kos saja (Mungkin bagi engkau yang
masih malas dalam sholat, engkau akan lebih mengerti yang ku rasakan). Di hari
yang lain, secara tidak sengaja aku menemukan quote yang sangat sesuai dengan
tujuan Aku saaat itu. “bila ingin memperbaiki sikap, perbaikilah terlebih
dahulu sholatmu”. Isi dari quote itu
terbaca indah sekali, seakan sebagai petunjuk untuk memperbaiki semua ini. Hari
esoknya Aku pun mencoba mengerjakan salah satu perintah wajib ini. Setelah
datang, Aku bertemu dengan salah satu teman se-fakultas. Aku bercerita bahwa Aku
masih jarang pergi ke masjid. Ia memberi nasihat bahwa sebaiknya aku datang ke
masjid 5 waktu. Aku mengiyakan nasehat tersebut. Jadi Aku setiap hari pergi ke
masjid 5 waktu sehari (waktu subuh adalah yang paling berat, sebab Aku biasanya
tidur larut, jadi Aku mencoba untuk tidur lebih awal agar dapat sholat
berjemaah tersebut). Aku pernah mndengar suatu hadist yang mengatakan bahwa
waktu terdekat antara hamba dan Tuhannya adalah ketika sujud. Jadi, ketika
sujud, Aku memohon untuk disembuhkan dan diberi petunjuk untuk menghilangkan
anxiety ini.
Berulang
kali aku meminta hal ini. Dan setelah meminta berulang kali itu, percaya atau
tidak ada suatu perasaan yang sangat tenang sekali, seakan semua beban pikiran
hilang akibat anxiety tersebut. Terkadang sempat terbesit ingatan pemicu dari
anxiety tadi. Namun Alhamdulillah, berkat kuasa-NYA Aku dapat mengendalikan
anxiety itu, bahkan dapat ditepis. Sungguh, hal itu adalah keajaiban tersendiri
bagi Aku. Seperti ada suatu kekuatan yang sulit untuk dijelaskan dengan akal
membantuku meredam anxiey ini. Semakin lama, anxiety tersebut semakin
menghilang. Dan hari ini, Alhamdulillah anxiety tersebut telah tiada. Kini Aku
menyibukkan diri dengan mempelajari lebih lanjut bagaimana agama islam itu. Sebab
dari video yang ku dengar tadi, ada satu nasehat menarik yang masih melekat di
hati. “Takwa takkan ada tanpa iman, dan iman tidak akan ada tanpa ilmu”,
mungkin ilmu ku masih kurang, jadiaku berusaha untuk memperbanyak ilmuku saat
ini.
Selain
itu, seringnya pergi ke masijd juga membawa banyak manfaat bagiku. Aku mendapat
beberapa kenalan baru, dan mereka sering mengingatkanku untuk selalu meramaikan
masjid. (insyaallah akan Aku ceritakan di lain waktu bagaimana masjid itu dari
sudut pandangku, seorang yang dulu masih asing dengan masjid).Mungkin bila
peristiwa dan kejadian ini tidak terjadi, aku tidak akan pergi ke masjid. Mungkin
Aku tidak akan mendengarkan ceramah, dan kemungkinan buruk lainnya. Tuhan punya
cara bagaimana ia mengingatkan mahluk-NYA. Pada akhirnya, Aku tidak menyesal
telah merasakan anxiety ini. Mungkin anxiety ini adalah bentuk kasih saying-NYA
agar hamba-NYA kembali lagi mengingatnya.
Apapun
yang terjadi, apapun yang engkau alami, apapun yang telah engkau lAkukan,
ketahuilah sesungguhnya itu adalah sesuai dengan kehendak-NYA. Terimakasih Tuhan
telah engkau sempatkan berikan penyakit ini, terimakasih Fulan dan Fulana yang telah
berusaha membantu Aku. Aku sangant menyesal dan memohon maaf bila Aku telah
melukai perasaan kalian dan telah membuat kalian bingung, sedih, marah, dan
kesal. Sungguh, mungkin bila kita bertemu lagi, insyaallah kalian akan melihat
hal yang baru, layaknya Aku melihat hal yang baru juga. Mungkin kalian masih
enggan dan tidak nyaman untuk berbicara denganku. Mungkin selama grup chat
sepi, aku yang dulu pasti akan berpikir kalau kalian sedang bersenang-senang
dengan saling berbagi dunia yang kalian punya di private message kalian. Mungkin
diriku yang lama akan merasa sedih dan merasa tertinggal dengan hal itu. Namun
hari ini Aku dapat mengatakan tak apa, toh Aku juga telah menemukan hal baru
yang lebih menyenangkan dari pada mengkhawatirkan hal yang tidak berguna tadi.Tak
apa bila pada akhirnya kalian menjauh, tapi dalam lubuk hati terdalam Aku ingin
terus bersama. Aku akan menyerahkan km\embali kepada Fulan dan Fulana akhir
dari cerita ini.
Untuk
sahabatku Fulan, terimakasih telah menjadi teman dekat Aku. Terimakasih engkau
dulu sering berkunjung ke kos. Aku sangat menghargai itu. Aku tidak tahu apakah
engkau masih menganggapku teman paling dekatmu, atau mungkin memang Aku telah
tergantikan. Terimakasih, engkau telah mengajarkanku hal penting dalam hidup
ini. Mungkin Aku sering menuntutmu untuk bersikap lebih adil dan peka terhadap Aku
kemarin. Aku juga menuntut untuk
bersikap seperti dahulu lagi, seperti saat awal kita berteman dahulu. Ingatkah
dirimu dahulu engkau sering ke ko? Ingatkan engkau dahulu kita saling berbagi
hal konyol bersama? Ingatkan dahulu engkau sering mengajak Aku untuk menginap
di tempat tinggalmu? Ingatkah dahulu engkau sering meminta saran atau pendapat
bagaimana karya yang engkau buat? Ingatkah dahulu kita saling melAkukan art
trade bersama? Ah…. mungkin Aku terjebak dengan indahnya sebuah masa lalu, dan tidak
ingin menerima kenyataan saat ini. Terkadang dalam lamunan Aku, kita dapat
megnulang masa itu lagi, ah sangat indah sekali. Aku tidak tahu secara pasti
bagaimana engkau menganggapku saat ini, namun Aku tidak akan melupakan masa
lalu itu. Aku tetap akan membawa kenangan itu, sebagai kenangan sekaligus
pelajaran hidup. Mohon maaf telah membuatmu marah dan kesal atas perbuatanku
sebelumnya. Terimakasih, engkau telah menjadi teman paling dekat pertama
dihidupku yang belum pernah ku punya selama ini.
Untuk
sahabatku Fulana, terimakasih telah menjadi teman dekat Aku. Aku tidak tahu
secara pasti bagaimana posisi Aku di hidupmu. Namun Aku tahu bahwa engkau salah
satu teman dekat Aku, setidaknya itu yang Aku rasakan hingga hari ini. Terimakasih
telah berusaha menolongku dengan memberi rujukan dan literatur yang berguna.
Hari ini Aku masih membaca beberapa literatur itu, sembari menyeimbangkannya
dengan ilmu agama yang masih Aku pelajari. Sungguh, entah mengapa literatur yang
engkau berikan dan ilmu agama yang telah kupelajari saling berhubungan. Aku
tidak tahu bagaimana engkau berusaha secara diam-diam mempelajari banyak hal
untuk membantuku menghilangkan anxiety ini,
dan mengatakan kau dan Fulan menjauh. Sungguh demi Allah, anxietyku
sedang kambuh saat itu. Aku tidak tahu bagaimana cara untuk meredam anxiety
itu, Aku butuh orang untuk diajak bicara. Karena saat itu tidak ada orang, Aku
mencari tempat sepi untuk membuang anxiety tersebut. Mungkin perkataan itu
sangat menyinggung perasaanmu, Aku sangat menyesal dan memohon minta maaf. Ketika
anxiety kambuh, Aku tidak dapat berpikir secara rasional. Kalau engkau masih
kesal atau tidak percaya dengan perkataan Aku, tak apa, setidaknya Aku telah
berkata jujur. Dan sungguh orang tua Aku tidak pernah mengajarkan untuk
berbohong, dan berbohong adalah salah satu dosa besar, dan Aku tidak ingin
terkena azab-NYA. Terimakasih telah menjadi teman yang baik. Mungkin karena
masih kurangnya ilmu Aku bila dibanding dengan ilmu yang engkau punya, Aku
tidak dapat menangkap dengan baik literatur yang engkau berikan. Tapi sungguh, Aku
sangat menyukai hal baru. Ketika menemukan hal baru, Aku butuh waktu untuk
mempelajari hal baru tersebut. Terimakasih, engkau telah memberi Aku banyak
hal baru, dan Aku berharap Aku dapat membalas kebaikanmu suatu hari nanti
secara nyata.
Saat
ini, rasanya Aku telah berhasil mengalahkan rare hidden boss di suatu story+
dari suatu game, mendapat gacha extra rare, dan sebagainya. Kebiasaanku masih tetap sama, ketika Aku
merasa senang, maka Aku pun akan menyebarkan rasa senang itu. Terkadang aku
membagikan video beliau agar mereka dapat merasakan hal yang sama denganku. Sungguh,
akhir cerita ini sangatlah menyenangkan. Semoga Tuhan mengistiqamahkan hambanya
dalam mencari hidayah-NYA.
Source : (https://i.warosu.org/data/jp/img/0113/95/1378632673725.jpg)
No comments:
Post a Comment